Efek Samping Dermal Filler

Efek Samping Dermal Filler: Mitos atau Fakta?

Dalam beberapa tahun terakhir, perawatan estetika non-bedah semakin diminati oleh masyarakat, terutama dermal filler. Popularitasnya didorong oleh hasil instan, proses minim invasif, dan masa pemulihan yang relatif cepat. Namun, seiring meningkatnya popularitas dermal filler, muncul pula berbagai rumor, kekhawatiran, dan mitos seputar efek sampingnya. Artikel ini akan membahas secara komprehensif tentang efek samping dermal filler, membedakan mana yang merupakan mitos dan mana yang fakta berdasarkan bukti medis.

Apa Itu Dermal Filler?

Dermal filler adalah bahan berbentuk gel yang disuntikkan ke dalam lapisan kulit untuk mengisi kekosongan, menambah volume, mengurangi kerutan, dan meningkatkan kontur wajah. Bahan utama dalam dermal filler yang paling umum adalah asam hialuronat (hyaluronic acid), senyawa alami yang terdapat dalam tubuh manusia.

Selain hyaluronic acid, jenis lain dermal filler dapat mengandung:

  • Calcium hydroxylapatite
  • Poly-L-lactic acid
  • Polymethylmethacrylate (PMMA)
  • Autologous fat (lemak tubuh sendiri)

Mengapa Orang Memilih Dermal Filler?

  • Memperbaiki bentuk hidung (non-surgical nose job)
  • Menambah volume bibir
  • Mengurangi kerutan wajah dan garis senyum
  • Membentuk rahang dan pipi
  • Memudarkan bekas luka dan lekukan wajah

Hasil dari dermal filler bisa bertahan antara 6 bulan hingga 2 tahun, tergantung bahan, lokasi penyuntikan, dan metabolisme individu.

Efek Samping Dermal Filler: Fakta

1. Bengkak dan Kemerahan (Fakta)

Setelah penyuntikan, area wajah yang diberi filler biasanya mengalami bengkak ringan dan kemerahan. Ini merupakan efek sementara dan normal akibat trauma jarum ke kulit. Biasanya hilang dalam 1–3 hari.

2. Memar di Area Suntikan (Fakta)

Memar (bruising) juga umum terjadi, terutama jika penyuntikan dilakukan pada area dengan pembuluh darah banyak. Untuk mengurangi risiko ini, pasien disarankan menghindari alkohol, aspirin, dan suplemen pengencer darah sebelum prosedur.

3. Reaksi Alergi (Fakta, Tapi Jarang)

Alergi terhadap dermal filler, terutama berbasis hyaluronic acid, sangat jarang karena bahan ini alami. Namun, bahan tambahan seperti lidokain atau pengawet bisa memicu reaksi alergi pada individu sensitif.

4. Infeksi (Fakta)

Jika prosedur dilakukan di lingkungan tidak steril atau oleh tenaga tidak terlatih, akan memungkinkan menimbulkan risiko infeksi. Gejalanya itu seperti nyeri hebat, demam, dan keluarnya nanah.

5. Filler Bermigrasi (Fakta)

Dalam kasus tertentu, filler dapat berpindah dari tempat injeksi awal ke area lain di wajah. Ini biasanya terjadi karena:

  • Penyuntikan terlalu dangkal
  • Volume filler terlalu besar
  • Area wajah yang sering bergerak (seperti bibir)

Namun, migrasi ini sangat jarang jika prosedur dilakukan oleh dokter berpengalaman.

6. Nekrosis Kulit (Fakta Serius, Tapi Jarang Terjadi)

Nekrosis atau kematian jaringan kulit bisa terjadi jika filler tidak sengaja disuntikkan ke pembuluh darah dan menyumbat aliran darah. Ini merupakan kondisi darurat yang memerlukan penanganan segera.

Gejalanya:

  • Nyeri berat
  • Perubahan warna kulit (menjadi ungu/hitam)
  • Muncul luka terbuka

7. Blindness atau Kebutaan (Fakta Ekstrem, Tapi Sangat Langka)

Kasus kebutaan akibat dermal filler memang ada, namun sangat langka. Ini terjadi jika filler masuk ke arteri retina. Area berisiko tinggi adalah dahi dan hidung. Oleh karena itu, teknik injeksi dan anatomi wajah harus benar-benar dipahami oleh penyuntik.

Mitos Seputar Efek Samping Dermal Filler

1. Filler Bisa Menyebabkan Wajah Kaku (Mitos)

Stigma wajah kaku sebenarnya lebih relevan dengan botox, bukan filler. Dermal filler hanya menambah volume, tidak memengaruhi otot. Jika dilakukan dengan benar, wajah akan tetap ekspresif.

2. Sekali Pakai Filler, Harus Terus-Menerus Menggunakannya (Mitos)

Tidak ada kewajiban untuk mengulang filler. Ketika efeknya hilang, wajah kembali seperti semula, bukan menjadi lebih buruk. Keinginan untuk mengulang biasanya karena kepuasan terhadap hasil.

3. Filler Bisa Menyebabkan Ketergantungan (Mitos)

Secara fisik, filler tidak mengandung zat adiktif. Namun, ada potensi ketergantungan psikologis (body dysmorphia), terutama jika pasien tidak puas terus-menerus dengan penampilan dirinya.

4. Semua Filler Itu Sama (Mitos)

Setiap merek dan jenis filler memiliki karakteristik sendiri: viskositas, durasi, daya sebar, dan kegunaan. Pemilihan harus disesuaikan dengan kebutuhan pasien dan area wajah yang ditangani.

Tips Meminimalkan Efek Samping Dermal Filler

1. Pilih Klinik dan Dokter yang Kredibel

Pastikan prosedur dilakukan oleh dokter estetika atau dermatolog berlisensi dan berpengalaman.

2. Lakukan Konsultasi Mendalam

Diskusikan riwayat kesehatan, alergi, dan ekspektasi hasil sebelum menjalani prosedur.

3. Perhatikan Pasca-Perawatan

  • Hindari menyentuh atau memijat area suntikan selama 24 jam.
  • Hindari alkohol dan olahraga berat selama 48 jam.
  • Gunakan kompres dingin jika perlu.

4. Jangan Membeli Filler Murah atau Online

Hindari penggunaan produk filler yang tidak memiliki izin BPOM atau dibeli secara online karena tidak terjamin sterilitas dan keamanannya.

5. Kenali Gejala Komplikasi Serius

Segera hubungi dokter jika muncul nyeri ekstrem, perubahan warna kulit, gangguan penglihatan, atau luka terbuka setelah prosedur.

Dermal Filler vs Botox: Apa Bedanya?

Aspek Dermal Filler Botox
Fungsi Menambah volume Melumpuhkan otot
Area umum Bibir, pipi, rahang, hidung Dahi, mata, rahang
Hasil terlihat Instan 3–7 hari
Durasi 6–24 bulan 3–6 bulan
Risiko kaku Tidak Ada (jika berlebihan)

 

Kesimpulan: Mitos atau Fakta?

Efek samping dermal filler memang nyata dan bisa terjadi, tetapi sangat dapat diminimalkan dengan memilih klinik terpercaya, produk berkualitas, dan penyuntik profesional. Banyak ketakutan seputar dermal filler sebenarnya didasarkan pada mitos atau informasi tidak akurat.

Bagi Anda yang mempertimbangkan perawatan ini, edukasi dan konsultasi menjadi kunci. Pastikan Anda memahami risiko, manfaat, dan memilih tempat yang tepat. Dengan demikian, dermal filler bisa menjadi solusi estetika yang aman dan memuaskan.

Ingat, wajah Anda adalah investasi jangka panjang. Jangan kompromi terhadap keamanan hanya karena tergiur harga murah.

Disclaimer: Artikel ini bertujuan sebagai informasi edukatif. Untuk tindakan medis, konsultasikan langsung dengan dokter ahli.


Referensi: